KEGAGALAN ARSITEKTUR TERHADAP LUNGKUNGANMasalah lingkungan hidup merupakan suatu fenomena besar yang memerlukan perhatian khusus dari kita semua. Setiap orang diharapkan berpartisipasi dan bertanggung jawab untuk mengatasinya. Seorang arsitek pun juga memiliki peranan penting dan besar terhadap lingkungan. Menjadi seorang arsitek haruslah peka terhadap kondisi lingkungan yang ada saat ini maupun yang akan datang. Tantangan seorang arsitek sangatlah besar, selain melakukan perencanaan, merancang arsitek juga harus pintar dan jeli dalam mengolah suatu site atau tapak agar menjadi suatu ruang lingkup yang berkelanjutan dan selaras dengan alam.
Contohnya kita lihat gambar di atas ini...
Kita tidak usah heran kalau melihat banyak ketimpangan dan kesemrawutan di dalam kota yang terkadang justru membuat pusing masyarakat sendiri. Baik semrawut karena instruksi pemerintah daerah dalam penataan dalam penataan kota supaya kelihatan bagus dan rapi, maupun semrawut karena ulah masyarakat. Kita menginginkan setiap anggota masyarakat kota memenuhi dan memiliki kesadaran bahwa ia turut bertanggung jawab atas kotanya sendiri. Sangatlah tepat ucapan Heikki von Hertzen, bahwa “keluarga mapan lahir dari rumah yang mapan; rumah yang mapan lahir dari perencanaan kota yang arif; dan hal ini lahir dari perencanaan wilayah; dan akhirnya perencanaan wilayah yang arif itu hanya akan lahir dari kebijakan nasional untuk perkotaan, untuk masyarakat” (Heikki von Hertzen and Paul D. Spreiregen, Building a New Town, MIT, 1973).
Tanggung jawab arsitek masih kita butuhkan dalam masalah ini, seorang arsitek merupakan figur terhormat di mata masyarakat dalam ilmu dan ketrampilan, yang jernih dan subur. Peran semacam ini seharusnya demikian luhur, penuh dedikasi, cermin kebenaran, keluguan, dan kesederhanaan dalam segala hal. Mengemban tanggung jawab moral dan material untuk waktu yang sangat panjang, untuk dirinya dan masyarakat keseluruhan. Dalam hal seperti ini arsitek diharapkan turut berpartisipasi memecahkan ketimpangan ekologi.
Pendekatan ekologi merupakan cara pemecahan masalah rancangan arsitektur dengan mengutamakan keselarasan rancangan dengan alam, melalui pemecahan secara teknis dan ilmiah. Pendekatan ini diharapkan menghasilkan konsep-konsep perancangan arsitektur yang ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, menekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang.
Semua ini ditujukan bagi kelangsungan ekosistem, kelestarian alam dengan tidak merusak tanah, air dan udara., tanpa mengabaikan kesejahteraan dan kenyamanan manusia secara fisik, sosial dan ekonomi secara berkelanjutan.